Rabu, 02 Desember 2009

Main di Tepi Sungai, 2 Gadis Cilik Hilang, Warga Menduga Diculik Jin

Warga Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, digegerkan oleh kabar hilangnya dua siswi SDN Pujon Kidul, Rika Vania Yuliana, 10, dan Yuni Retno Asih, 12. Dua gadis cilik warga RT 11 RW 5 Pujon Kidul itu dikabarkan diculik jin saat bermain di tepi Kali Basar, Rabu (1/12) siang.

Ritual pemotongan ayam putih oleh para sesepuh desa dan paranormal pun dilakukan warga di tepi sungai seraya berharap lelembut yang menculik dua siswi itu bisa mengembalikan keduanya dalam keadaan selamat. Namun, hingga berita ini ditulis, Rabu (2/12) malam, Rika dan Yuni belum ditemukan.

Kejadian naas itu berawal ketika keduanya pulang sekolah bersama, Rabu (2/12) pukul 12.30 WIB. Rika, yang duduk di kelas III, dan Yuni, yang siswi kelas V, tersebut memang tinggal bersebelahan rumah.

Seusai pulang sekolah, mereka pun sepakat bermain bersama. Namun, baru saja pulang dan berganti pakaian, Rika –putri pasangan Rochim dan Solikah– diminta ibunya untuk memetik cabai rawit ke kebun mereka, yang ada di dekat Kali Basar.

“Keduanya sempat pamit kepada saya, tapi saya larang karena takut terjadi apa-apa. Tapi mereka tetap ngotot pergi karena mereka bisa bermain lebih lama di sekitar sungai,” ungkap Mak Su, nenek Rika, yang mengaku punya perasaan tidak enak dan berusaha mencegah cucunya bermain.

Namun dengan alasan ingin menyusul bapaknya di kebun, Rika tetap pergi. Kkhawatiran sang nenek ternyata benar. Hingga sore, keduanya masih belum pulang juga ke rumah. Orangtua Yuni, Ponari dan Suwati, pun ikut cemas sehingga akhirnya menyusul ke kebun. Namun hingga senja tiba, kedua orangtua korban tak jua menemukan kedua siswi SDN Pujon Kidul itu.

“Kami sudah mencarinya ke mana-mana tetapi tak ketemu juga. Pencarian juga kami lakukan di tepi sungai tapi tetap nihil,” ungkap Agus, salah seorang warga Pujon Kidul, yang juga ikut membantu pencarian.

Mendapati anak mereka tak kunjung ditemukan, Solikah dan Suwati histeris. Beberapa kali keduanya pingsan karena tak mampu menahan ketakutan dan kepanikan karena anak mereka masih hilang. “Biarkan saya sendiri yang mencari Yuni. Dia pasti masih di sungai,” teriak Suwati.

Dengan bercucuran air mata dia berusaha berdiri untuk pergi ke tepi sungai, tetapi belum sempat berdiri tubuhnya sudah ambruk dan jatuh pingsan untuk ke tiga kali. Hal yang sama juga terjadi atas Solikah, yang akhirnya hingga sore tetap pingsan.

Sebagian warga menduga hilangnya kedua bocah perempuan itu bukan karena terseret aliran air, mengingat sejak dua hari lalu debit air di sungai itu tidak bertambah. Apalagi, sejak Selasa (1/12) tak ada hujan. Dugaan itu semakin diperkuat ketika di sekitar aliran sungai tak ditemukan longsoran tanah yang biasa terjadi jika air meluap.

“Di sekitar sungai banyak ‘penunggu’-nya. Kemungkinan mereka disembunyikan jin atau lelembut dan sejenisnya. Kami pun sudah berusaha mendatangkan paranormal. Tadi kami sudah menggelar ritual potong ayam putih agar mereka dikembalikan,” ungkap seorang warga yang ada di pinggir sungai.

Tak hanya ritual memotong ayam putih saja yang dilakukan, warga desa juga menyiapkan sesaji lain seperti kembang dan kemenyan yang ditaburkan ke sungai. Namun beberapa warga lain berpendapat keduanya telah menjadi korban penculikan.

“Semua upaya dan peluang apapun sudah kami kerahkan agar keduanya cepat ditemukan. Kami harap keduanya bisa kembali dengan selamat,” harap Huda, sesepuh desa yang melakukan upacara ritual.

Dia mengesampingkan kemungkinan bahwa dua bocah itu menjadi korban penculikan untuk ditebus dengan uang. Karena kedua korban berasal dari keluarga kalangan petani sederhana.
Diwawancara terpisah, Kapolsek Pujon, AKP Liesnariadi, mengatakan, pihak keluarga belum membuat laporan kehilangan anak. Meskipun begitu, pihaknya tetap mengerahkan petugas untuk melakukan pencarian –termasuk memastikan apakah keduanya menjadi korban sindikat jual-beli anak.

“Kami akan terus melakukan pencarian. Termasuk menyebarkan informasi tentang hilangnya dua siswi ini ke berbagai Polsek di Malang Raya,” ujarnya

Tidak ada komentar: